
umkotabumi.ac.id – Artikel ini membahas 8 aliran teologi Islam yang utama. Setiap aliran memiliki pandangan yang berbeda tentang berbagai aspek ajaran Islam.
Hai, teman-teman! Pernahkah kalian bertanya-tanya tentang berbagai aliran teologi dalam Islam? Mungkin kalian pernah mendengar istilah seperti Sunni, Syiah, atau Sufi. Tapi, sebenarnya, apa saja aliran-aliran teologi Islam yang ada? Dan, apa perbedaan-perbedaan di antara mereka?
Dalam artikel ini, kita akan membahas delapan aliran teologi Islam yang utama. Kita akan membahas sejarah singkat masing-masing aliran, prinsip-prinsip dasarnya, serta perbedaan-perbedaan di antara mereka. Semoga setelah membaca artikel ini, kalian dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang keragaman pemikiran teologi dalam Islam.
1. Teologi Islam Sunni

Aliran Sunni merupakan aliran teologi Islam yang paling besar dan paling berpengaruh di dunia. Sunni berasal dari kata “sunnah”, yang berarti tradisi atau kebiasaan Nabi Muhammad. Para penganut Sunni percaya bahwa Nabi Muhammad adalah sumber utama ajaran Islam, setelah Al-Quran.
Sunni memiliki beberapa mazhab utama, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali. Setiap mazhab memiliki pandangan yang berbeda tentang beberapa aspek hukum Islam. Namun, secara umum, Sunni memiliki pandangan yang moderat dan terbuka terhadap berbagai pendapat.
2. Syiah
Syiah merupakan aliran teologi Islam yang kedua terbesar setelah Sunni. Syiah berasal dari kata “shi’ah”, yang berarti pengikut. Para penganut Syiah percaya bahwa Ali bin Abi Thalib, sepupu Nabi Muhammad dan menantunya, adalah khalifah yang sah setelah Nabi Muhammad.
Syiah memiliki beberapa cabang utama, yaitu Imamiyah, Zaidiyah, dan Ismailiyah. Setiap cabang memiliki pandangan yang berbeda tentang jumlah imam yang sah dan tentang peran imam dalam Islam. Syiah umumnya memiliki pandangan yang lebih konservatif dan tertutup terhadap berbagai pendapat.
3. Sufi
Sufi merupakan aliran teologi Islam yang menekankan pada aspek mistik dan spiritual dari Islam. Sufi berasal dari kata “sufi”, yang berarti orang yang mengenakan pakaian kasar. Para penganut Sufi mencari pengalaman langsung dengan Tuhan melalui berbagai praktik spiritual, seperti zikir, tasawuf, dan riyadah.
Sufi memiliki banyak tarekat atau organisasi, seperti Naqsybandi, Qadiriyah, dan Rifa’iyah. Setiap tarekat memiliki metode dan praktik yang berbeda. Sufi umumnya memiliki pandangan yang sangat terbuka dan toleran terhadap berbagai pendapat.
4. Mu’tazilah
Mu’tazilah merupakan aliran teologi Islam yang menekankan pada penggunaan akal dalam memahami ajaran Islam. Mu’tazilah berasal dari kata “mu’tazilah”, yang berarti yang terpisah. Para penganut Mu’tazilah percaya bahwa akal manusia dapat membantu memahami Al-Quran dan Sunnah.
Mu’tazilah memiliki pandangan yang sangat rasional dan kritis terhadap berbagai aspek ajaran Islam. Mereka menolak doktrin-doktrin yang dianggap tidak masuk akal atau tidak sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan kemanusiaan.
5. Ashariyah
Ashariyah merupakan aliran teologi Islam yang menggabungkan unsur-unsur rasional dan tradisional dalam memahami ajaran Islam. Ashariyah berasal dari nama Abu al-Hasan al-Ash’ari, seorang teolog Islam yang hidup pada abad ke-9.
Ashariyah memiliki pandangan yang lebih moderat daripada Mu’tazilah. Mereka mengakui peran akal dalam memahami ajaran Islam, tetapi mereka juga menekankan pentingnya tradisi dan hadis. Ashariyah merupakan aliran yang paling berpengaruh dalam pemikiran teologi Islam Sunni.
6. Maturidiyah
Maturidiyah merupakan aliran teologi Islam yang mirip dengan Ashariyah. Maturidiyah berasal dari nama Abu Mansur al-Maturidi, seorang teolog Islam yang hidup pada abad ke-9.
Maturidiyah memiliki pandangan yang lebih terbuka terhadap berbagai pendapat daripada Ashariyah. Mereka lebih menekankan pada peran akal dalam memahami ajaran Islam, dan mereka kurang bergantung pada tradisi dan hadis. Maturidiyah merupakan aliran yang penting dalam pemikiran teologi Islam Sunni.
7. Wahhabiyah
Wahhabiyah merupakan aliran teologi Islam yang menekankan pada pemurnian Islam dari bid’ah dan khurafat. Wahhabiyah berasal dari nama Muhammad ibn Abd al-Wahhab, seorang ulama Islam yang hidup pada abad ke-18.
Wahhabiyah memiliki pandangan yang sangat konservatif dan puritan terhadap ajaran Islam. Mereka menolak semua bentuk bid’ah dan khurafat, dan mereka hanya mengakui sumber-sumber ajaran Islam yang dianggap asli. Wahhabiyah merupakan aliran yang sangat berpengaruh dalam dunia Islam, terutama di Arab Saudi.
8. Salafiyah
Salafiyah merupakan aliran teologi Islam yang mirip dengan Wahhabiyah. Salafiyah berasal dari kata “salaf”, yang berarti pendahulu. Para penganut Salafiyah berusaha mengikuti ajaran Islam sebagaimana yang dipraktikkan oleh para sahabat Nabi Muhammad.
Salafiyah memiliki pandangan yang sangat konservatif dan puritan terhadap ajaran Islam. Mereka menolak semua bentuk bid’ah dan khurafat, dan mereka hanya mengakui sumber-sumber ajaran Islam yang dianggap asli. Salafiyah merupakan aliran yang sangat berpengaruh dalam dunia Islam, terutama di negara-negara Arab.
Kesimpulan
Demikianlah delapan aliran teologi Islam yang utama. Setiap aliran memiliki pandangan yang berbeda tentang berbagai aspek ajaran Islam. Namun, semua aliran teologi Islam pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan benar.
Semoga artikel ini dapat membantu kalian memahami keragaman pemikiran teologi dalam Islam. Jika kalian memiliki pertanyaan atau ingin mempelajari lebih lanjut tentang salah satu aliran teologi Islam, jangan ragu untuk berkomentar di bawah ini.